Dua hari lagi tanggal sebelas. Bahkan besok..
Tanggal sebelas.
Hai, kamu. Sebelasku.
Angka kembar nan cantik ini cukup menggambarkan kita ternyata.
Layaknya satu pertama yang sama dengan angka satu yang berdampingan.
Kita juga berdampingan.
Tidak di depan, belakang, atas, bawah, tapi berdampingan satu dengan yang lain.
Saling memberi makna, dan menjadi nilai yang jauh lebih besar dari saat angka satu itu seorang diri.
Saat mereka berdampingan, mungkin mereka juga akan menjadi angka atau sesuatu yang cukup berarti dan menjadi inspirasi bagi seseorang.
Aku contohnya. Aku pecinta angka sebelas itu.
*tunjuk tangan tinggi hingga ketiak tercintamu ini menampakan wujud menyeramkannya
Layaknya satu yang sama dengan angka satu lainnya, saat ini pun kami sesama ESTP, sesama phlegmatis, sesama pecinta argumen, a lover, a hater, sesama bukan pemaaf, sesama orang yang hobi berbicara, tertawa, menggila, dan yang paling penting... penggila senyum
Setidaknya aku, penggemar senyummu.
Layaknya lengkungan di atas angka satu yang akhirnya membedakan angka satu dengan huruf I besar, L kecil, atau dengan simbol yang tidak berarti, seistimewa dan sepenting itu senyummu bagiku.
Saat ini, detik ini, benar-benar saat ini...
aku terus mengingat senyum itu.
ah! Andai ada alat yang bisa menjadikan setiap ingatan ini sebuah gambar.
Andai mata ini seperti kamera polaroid yang mampu menangkap gambar dan mencetak setiap ingatannya.
ah jangan. biarkan aku terus merindu, aku mau terus merindu.
Entah berapa kali aku membuatmu cemburu dengan cerita masa lalu bersama
Biasanya aku... ah biasa saja (cih) dengan cerita masa lalumu bersama
Tapi tadi aku cemburu dan aku makin sadar kalau aku tidak sebenci itu padamu. Aku secinta itu.
Dekapan hangat itu, tempat kesukaanku. Diam. Hanya diam,
"Aku becanda, sayang" atau "iya, sayang" lembutmu yang selalu selalu selalu... argh! *melting
Usapan dan sentuhan penuh kasih "I'm here. Everything's gonna be ok" ketika aku 'berantakan'
dan setiap lagu yang dikirim untuk meredakan marahku...
"You say it best when you say nothing at all."
Aku mencintaimu lebih lagi ketika dirimu terlelap. Mungkin kamu sudah tau hal itu.
Ya.. beberapa orang berjuang keras mencari alasan untuk trus mencintai pasangannya setiap hari.
Hanya dengan melihatmu terlelap tak berdaya, dengan
Aku...
Hah.. lagi-lagi andaikan ada alat yang bisa mengukur dalamnya, besarnya, indahnya sebuah kasih.
Boleh aku jadi seseorang yang mendekap tubuh dan mengusap kepalamu dengan lembut tiap malam sebelum kau terlelap? ah! itu akan jadi kegiatan paling menyenangkan bagiku nanti :)
Terima kasih sudah membawaku kembali hidup.
Terima kasih sudah membuatku kesal, marah, sebal, gondok, benci, dan kembali mencintai dengan sepenuh hati.
Terima kasih untuk kesabarannya menghadapi pertempuran sengit siang malam, pagi sore.
Terima kasih untuk senyum dan tawa
Maafkan
I LOVE YOU, KO.